PROSES AIR LIMBAH TEXSTIL SYSTEM FILTER

IMG_0229

air limbah dari proses mesin pruksi masuk ke bak utama

IMG_0996

bak kedua ,bak Prosesing

IMG_0255

bak ketiga,bak filter

  1. Pengertian limbah industri tekstil

Pada dasarnya tiap penerapan pengoperasian suatu penemuan baru, tiap inovasi tidak selalu disambut dengan baik oleh semua lapisan masyarakat.Ada dua kejadian yang dianggap mengganggu stabilitas lingkungan yaitu perusakan dan pencemaranDewasa ini perkembangan industri di Indonesia semakin pesat.Berdasarkan skalanya industri dibedakan menjadi dua kelompok yaitu industry besar dan kecil. Berbagai macam industri tersebut antara lain industri kimia, kertas, tekstil dan semen. Adapun contoh industri kecil antara lain industry tahu, tempe dan krupuk. Banyaknya industri dapat menimbulkan dampak positif dan negatif. Dampak positif dari industri antara lain terciptanya lapangan pekerjaan dan pemanfaatan teknologi baru di berbagai bidang. Adapun dampak negatifnya berasal dari limbah industri yang bersangkutan.

Berdasarkan karakteristiknya, limbah industri dapat digolongkan menjadi tiga bagian, yaitu limbah cair, gas dan partikel, serta padat.Berdasarkan nilai ekonominya, limbah dibedakan menjadi limbah yang memiliki nilai ekonomis dan limbah yang tidak memiliki nilai ekonomis. Limbah yang memiliki nilai ekonomis yaitu limbah yang apabila diproses akan memberikan suatu nilai tambah. Salah satu contoh adalah limbah pabrik gula, tetes merupakan limbah yang dapat digunakan sebagai bahan baku untuk industri alkohol, sedangkan ampas tebu dapat dijadikan bahan baku kertas karena mudah dibentuk menjadi bubur pulp. Limbah non ekonomis yaitu suatu limbah walaupun telah dilakukan proses lanjut dengan cara apapun tidakakan memberikan nilai tambah kecuali sekedar untuk mempermudah system pembuangan. Limbah jenis ini sering menimbulkan masalah pencemaran dan kerusakan lingkungan.

Masalah pencemaran semakin menarik perhatian masyarakat, dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir ini.Hal ini dapat kita lihat dengan semakin banyaknya kasus-kasus pencemaran yang terungkap ke permukaan.Perkembangan industri yang demikian cepat merupakan salah satu penyebab turunnya kualitas lingkungan.Penanganan masalah pencemaran menjadi sangat penting dilakukan dalam kaitannya dengan pembangunan berwawasan lingkungan terutama harus diimbangi dengan teknologi pengendalian pencemaran yang tepat guna.

Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga). Dimana masyarakat bermukim, disanalah berbagai jenis limbah akan dihasilkan. Ada sampah, ada air kakus (black water), dan ada air buangan dari berbagai aktivitas domestik lainnya (grey water).Limbah padat lebih dikenal sebagai sampah, yang seringkali tidak dikehendaki kehadirannya karena tidak memiliki nilai ekonomis.Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia Senyawa organik dan Senyawa anorganik.Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah.Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah.

Limbah tekstil merupakan limbah yang dihasilkan dalam proses pengkanjian, proses penghilangan kanji, penggelantangan, pemasakan, merserisasi, pewarnaan, pencetakan dan proses penyempurnaan. Proses penyempurnaan kapas menghasil kan limbah yang lebih banyak dan lebih kuat dari pada limbah dari proses penyempurnaan bahan sistesis.

Gabungan air limbah pabrik tekstil di Indonesia rata-rata mengandung 750 mg/l padatan tersuspensi dan 500 mg/l BOD. Perbandingan COD : BOD adalah dalam kisaran 1,5 : 1 sampai 3 : 1. Pabrik serat alam menghasilkan beban yang lebih besar.Beban tiap ton produk lebih besar untuk operasi kecil dibandingkan dengan operasi modern yang besar, berkisar dari 25 kg BOD/ton produk sampai 100 kg BOD/ton.Informasi tentang banyaknya limbah produksi kecil batik tradisional belum ditemukan.

sumber: iwanhtn’s Blog

PROSES AIR LIMBAH TEXSTIL

IMG_1002

IMG_1007

IMG_1008

Dewasa ini tantangan dalam dunia industry maupun perdagangan sedemikian pesat, hal ini menuntut adanya strategi efektif dalam mengembangkan industri, sehingga dapat bersaing dengan negara-negara lain yang telah maju, terutama dalam hal industry tekstilnya..Seiring dengan itu, suatu konsep pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development) mutlak dilakukan.Sustainable Development merupakan strategi pembangunan terfokus pada pemenuhan kebutuhan saat ini tanpa mengesampingkan kebutuhan mendatang yang mana hal ini dikaitkan dengan kelestarian dan kesehatan lingkungan alam.

Permasalahan lingkungan saat ini yang dominan salah satunya adalah limbah cair berasal dari industri. Limbah cair yang tidak dikelola akan menimbulkan dampak yang luar biasa pada perairan, khususnya sumber daya air. Kelangkaan sumber daya air di masa mendatang dan bencana alam semisal erosi, banjir, dan kepunahan ekosistem perairan tidak pelak lagi dapat terjadi apabila kita kaum akademisi tidak peduli terhadappermasalahan tersebut.

Alam memiliki kemampuan dalam menetralisir pencemaran yang terjadi apabila jumlahnya kecil, akan tetapi apabila dalamjumlah yang cukup besar akan menimbulkandampak negatif terhadap alam karena dapatmengakibatkan terjadinya perubahankeseimbangan lingkungan sehingga limbahtersebut dikatakan telah mencemarilingkungan. Hal ini dapat dicegah denganmengolah limbah yang dihasilkan industry sebelum dibuang ke badan air. Limbah yangdibuang ke sungai harus memenuhi bakumutu yang telah ditetapkan, karena sungaimerupakan salah satu sumber air bersih bagimasyarakat, sehingga diharapkan tidaktercemar dan bisa digunakan untukkeperluan lainnya.

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta bertambahnya jumlah penduduk akan meningkatkan kebutuhan manusia sehingga memunculkan tempat yang menghasilkan limbah berbahaya bagi kehidupan manusia maupun makhluk hidup di sekitarnya. Kegiatan industry disamping bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan, ternyata juga menghasilkan limbah sebagai pencemar lingkungan. Limbah merupakan hasil buangan yang berasal dari kegiatan industri, rumah tangga maupun dari rumah sakit dapat berupa padat, cair maupun gas yang akan menimbulkan gangguan baik terhadap lingkungan, kesehatan, kehidupan biotik, keindahan serta kerusakan pada benda, karena masih banyak industri yang membuang limbahnya ke lingkungan tanpa pengolahan yang benar,

Indonesia merupakan negara agraris, kehidupan sebagian besar masyarakatnya ditopang oleh hasil-hasil pertanian dan pembangunan disegala bidang industri jasa maupun industri pengolahan bahan baku menjadi bahan jadi. Proses pembangunan di Indonesia mendorong tumbuhnya industri-industri yang berbahan baku hasil pertanian (Agroindustri). Perkembangan industri pangan ini banyak mendatangkan keuntungan bagi masyarakat maupun pemerintah, namun juga diiringi dengan timbulnya beberapa permasalahan baru diberbagai sektor.Salah satu dampak negatif dari adanya industri adalah timbulnya pencemaran terhadap lingkungan yang berasal dari limbah industri, karena dapat merusak keseimbangan sumber daya alam, kelestarian dan daya dukung lingkungan.Awalnya strategi pengelolaan lingkungan mengacu pada pendekatan kapasitas daya dukung (carrying capacity approach).Konsep daya dukung ini kenyataannya sukar untuk diterapkan karena kendala permasalahan lingkungan yang timbul dan seringkali harus dilakukan upaya perbaikan kondisi lingkungan yang tercemar dan rusak. Konsep strategi pengelolaan lingkungan akhirnya berubah menjadi upaya pemecahan masalah pencemaran dengan cara mengolah limbah yang terbentuk (end of pipe treatment) dengan harapan kualitas lingkungan hidup bisa lebih ditingkatkan.

Pembangunan industri khususnya industri tesktil diharapkan dapatmeningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat. Namun bila dalam perumusan kebijakan pembangunan industri tidak memasukkan unsur-unsur pertimbangan yang berorientasi pada lingkungan, maka tiga unsur pokok dalam ekosistem yaitu air, udara dan tanah akan mengalami penurunan kualitas yang substansial sebagai akibat dari pencemaran limbah industri.

Industry menghasilkan limbah sisa proses industry. Limbah tersebut bervariasi tergantung dari jenis dan besar kecilnya industry, pengawasan pada proses industry, derajat penggunaan air, dan derajat pengolahan air limbah yang ada. Limbah dan emisi merupakan non product output dari kegiatan industri  tekstil. Khusus industri tekstil yang di dalam proses produksinya mempunyai unit Finishing-Pewarnaan (dyeing) mempunyai potensi sebagai penyebab pencemaran air dengan kandungan amoniak yang tinggi. Pihak industri pada umumnya masih melakukan upaya pengelolaan lingkungan dengan melakukan pengolahan limbah (treatment). Dengan membangun instalasi pengolah limbah memerlukan biaya yang tidak sedikit dan selanjutnya pihak industri juga harus mengeluarkan biaya operasional agar buangan dapat memenuhi baku mutu. Untuk saat ini pengolahan limbah pada beberapa industri tekstil belum menyelesaikan penanganan limbah industry buangan dapat memenuhi baku mutu. Untuk saat ini pengolahan limbah pada beberapa industri tekstil belum menyelesaikan penanganan limbah industri.

sumber:iwanhtn’s Blog

Limbah Tekstil ke Sungai Citarum Wajib Didaur Ulang

BANDUNG, KOMPAS.com – Bupati Bandung Dadang Naser mengimbau pengusaha tekstil, khususnya yang berasal dari Korea Selatan, untuk memperlakukan industrinya seperti di negara asalnya.
Misalnya, pengolahan air agar tidak menjadi limbah dan mencemari Sungai Citarum.
“Banyak pengusaha tekstil yang berasal dari Korea Selatan. Saya mohon pengusaha tekstil dari Korea Selatan memperlakukan industrinya seperti di negara asalnya. Di sana, air limbah didaur ulang sebelum dibuang ke sungai,” kata Dadang ketika ditemui di Soreang, Jumat (28/9/2012).
Tak hanya pengusaha asal Korea Selatan, lanjut Dadang, tapi semua pengusaha yang memiliki pabrik di Kabupaten Bandung harus mendaur ulang limbahnya.
“Sebelum dibuang ke sungai, air harus didaur ulang. Pengusaha harus sadar itu,” ujarnya.
Dadang yakin, tidak semua pengusaha industri asal negara lain yang membuang limbah. Dadang menuturkan, perilaku masyarakat di sekitar pabrik terkadang melakukan provokasi.
Soal perilaku warga di sekitar lokasi pabrik inilah, papar Dadang, yang akan dibenahi Pemkab Bandung.
“Harus ada kesadaran dulu dari masyarakatnya, namun ini justru yang berat. Sampah dari masyarakat justru tidak kecil, mencapai 60 persen (dari keseluruhan sambah di Kabupaten Bandung). Nah, kita harus duduk bersama, terutama dengan warga yang tinggal di sekitar Sungai Citarum,” sarannya.
Menurut Dadang, Korea Selatan memiliki sungai kotor pada 1985. Kotornya sama dengan Sungai Citarum sekarang.
Namun, berkat kerja keras pemerintah dan kesadaran masyarakat Korea Selatan yang tinggi, sungai-sungai di Korea Selatan kembali bersih hanya dalam waktu lima tahun.
Kunjungan Dadang Naser ke Korea Selatan beberapa hari lalu, sebagai balasan atas kunjungan Pemerintah Goseong, Korea Selatan ke Kabupaten Bandung.
Kedua daerah ini bekerja sama dan membangun sister city. Kerja sama yang ingin dilakukan Pemkab Bandung dan Korea Selatan, jelas Dadang, di antaranya di bidang pertanian dan olahraga.

Sumber :

Tribun Jabar

Editor :

Reza Wahyudi

PROSES AIR LIMBAH TEXSTIL SYSTEM BIO

IMG_0242

IMG_0224

IMG_0233

Berbagai teknologi konvensional pengolahan limbah warna dari industri tekstil masih belum memuaskan, selain karena kurang efektif, menghasilkan sludgeyang perlu diolah lagi, juga biaya operasinya yang mahal.

Keunggulan Inovasi:


  • Mampu mendegradasi polutan organik yang tidak terdegradasi dengan proses konvensional
  • Dapat mereduksi zat warna yang tidak bisa diuraikan dengan teknologi lain
  • Tidak menghasilkan sludgeyang harus diolah lagi seperti pada teknologi koagulasi/sedimentasi
  • Tidak memerlukan proses regenerasi atau proses pencucian seperti pada pemakaian absorbentatau membran penyaring

sumber:iwanhtn’s Blog

Proses Air limbah Texstil

IMG_2794

IMG_1000

IMG_1030

Lumpur aktif (activated sludge) adalah proses pertumbuhan mikroba tersuspensi yang pertama kali dilakukan di Ingris pada awal abad 19. Sejak itu proses ini diadopsi seluruh dunia sebagai pengolah air limbah domestik sekunder secara biologi. Proses ini pada dasarnya merupakan pengolahan aerobik yang mengoksidasi material organik menjadi CO2 dan H2O, NH4. dan sel biomassa baru. Udara disalurkan melalui pompa blower (diffused) atau melalui aerasi mekanik. Sel mikroba membentuk flok yang akan mengendap di tangki penjernihan (Gariel Bitton, 1994).

           Anna dan Malte (1994) berpendapat keberhasilan pengolahan limbah secara biologi dalam batas tertentu diatur oleh kemampuan bakteri untuk membentuk flok, dengan demikian akan memudahkan pemisahan partikel dan air limbah. Lumpur aktif adalah ekosistem yang komplek yang terdiri dari bakteri, protozoa, virus, dan organisme-organisme lain. Lumpur aktif dicirikan oleh beberapa parameter, antara lain, Indeks Volume Lumpur (Sludge Volume Index = SVI) dan Stirrd Sludge Volume Index (SSVI). Perbedaan antara dua indeks tersebut tergantung dari bentuk flok, yang diwakili oleh faktor bentuk (Shape Factor = S).

           Pada kesempatan lain Anna dan Malte (1997) menyatakan bahwa proses lumpur aktif dalam pengolahan air limbah tergantung pada pembentukan flok lumpur aktif yang terbentuk oleh mikroorganisme (terutama bakteri), partikel inorganik, dan polimer exoselular. Selama pengendapan flok, material yang terdispersi, seperti sel bakteri dan flok kecil, menempel pada permukaan flok. Pembentukan flok lumpur aktif dan penjernihan dengan pengendapan flok akibat agregasi bakteri dan mekanisme adesi. Selanjutnya dinyatakan pula bahwa flokulasi dan sedimentasi flok tergantung pada hypobisitas internal dan eksternal dari flok dan material exopolimer dalam flok, dan tegangan permukaan larutan mempengaruhi hydropobisitas lumpur granular dari reaktor lumpur anaerobik.

           Frank et all (1996) mencoba menggambarkan bahwa dalam sistem pengolah lumpur aktif baik untuk domestik maupun industri mengandung 1-5% padatan total dan 95-99% bulk water (liqour ?). Pembuangan kelebihan lumpur merupakan proses yang mahal, dilakukan dengan mengurangi volume lumpur melalui proses pengepresan (dewatering). Pada bagian lain dinyatakan pula bahwa konsentrasi besi yang tinggi konsentrasi besi yang tinggi, 70-90% dalam bentuk Fe (III), ditemukan dalam lumpur aktif.

           Akumulasi besi dapat berasal dari influent air limbah atau melalui penambahan FeSO4 yang digunakan untuk menghilangkan fosfor. Jumlah besi dalam lumpur aktif akan berkurang setelah memasuki kondisi anaerobik dan mungkin berasosiasi dengan adanya aktifitas bakteri heterotrofik. Berkurangnya fosfor dalam lumpur aktif dapat menyebabkan fosfor terlepas kedalam air. Jika ini terjadi merupakan potensi untuk terjadinya eutrofikasi pada perairan.

           Enri dan Anni (1995) juga mengemukan bahwa limbah padat yang berasal dari suatu instalasi pengolah air limbah industri tekstil dapat digolongkan ke dalam limbah berbahaya karena mengandung logam berat. Mereka mengkaji kemungkinan proses solidifikasi mempergunakan tanah lempung dengan hasil yang cukup baik dari segi kekuatan tekan bebas, permeabilitas, dan hasil lindinya.

sumber:iwanhtn’s Blog